ANALISIS FENOMENA URBANISASI WILAYAH KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

Sutomo Sutomo, Suwarno Suwarno, Amris Azizi

Abstract


Posisi strategis wilayah Kecamatan Sokaraja sebagai koridor kota Purwokerto-Purbalingga dan
penghubung perkembangan tata ruang perkembangan Banyumas dalam integrasi wi l ayah Banjarnegara,
Purbalingga, Banyumas, Cilacapat dan Kebumen (BARLINGMASCAKEB). Sebagai kawasan pinggiran kota
(urban fringe dan sebagai wilayah pengembangan kota Purwokerto, maka peranan wilayah ini dalam bidang
ekonomi maupun perkembangan industri dan jasa menjadi pentingKondisi ini menjadikan wilayah Kecamatan
Sokaraja mengalami traformasi wilayah dari ciri pedesaan kepada ciri perkotaan, yang ditunjukkan dengan
karakteristik kekotaan, proporsi penggunaan non pertanian, bangunan bertipe kekotaan dan berbagai fasilitas
perkotaan. Tujuan dalam penelitian adalah: a) untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan pertanian manjadi non pertanian di wilayah Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. b) untuk mengetahui karakteristik kekotaan desa-desa di wilayah Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Metode dalam penelitian ini adalah perubahan penggunaan lahan menggunakan teknis analisis Sistem Informasi Geografi (SIG), dan data sekunder dari sumber resmi. Unit analisisnya berupa desa-desa di wilayah Kacamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Teknik analisis deskreptif kualitatif untuk analisis peta penggunaan lahan non pertanian dan mata pencaharian penduduk non pertanian penduduk untuk tingkat urbanisasi (karakteristik kekotaan) dan tipologi desa-desa di wilayah Kecamatan Sokaraja. Hasil penelitian bahwa terjadi perubahan lahan pertanian menjadi non pertanian Sebagian besar atau sebesar 83,33% di Wilayah Kecamatan Sokaraja sepuluh tahun terakhir secara variative, di mana desa-desa yang berlokasi dekatan kota Purwokerto dan terlintasi jalur transportasi dari dan ke Kota Purwokerto lebih tinggi persentasenya. Dilihat dari proporsi penggunaan lahan pertanian dan non pertanian, sebagain besar atau 88,88% desa-desa di Wilayah Kecamatan Sokaraja penggunaan lahan opertanian lebih besar dari pada lahan non pertanian, maka termasuk dalam kategori rural fringe, berarti ciri kedesaan lebih tinggi dari pada ciri kekotaan. Dilihat dari proporsi penduduk bermata pencaharian di bidang pertanian dan non pertanian sebagaian besar atau sebesar 83,33% desa di Wilayah Kecamatan Sokaraja penduduknya bermata pencaharian di bidang non pertanian, maka termasuk dalam kategori zone bingkai kota yang berarti ciri kekotaan lebih tinggi dari pada ciri kedesaan.


Keywords


fenomena urbanisasi; urban fringe; zone bingkai desa-kota

Full Text: PDF

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

ISSN: 2963-2145